“Biasakanlah nasihatmu (disampaikan) dalam kesendirianku Dan hindarilah (menyampaikan) nasehat di perkumpulan orang, Karena sesungguhnya nasehat di tengah orang banyak merupakan salah satu bentuk Penghinaan yang tidak aku relakan untuk mendengarnya. Jika engkau menyalahi dan melanggar ucapanku ini, Maka janganlah kecewa (kesal) jika tidak ditaati (nasehatmu)”

Kamis, 11 Desember 2008

Suami Tidak Menghormati Istri

Dalam rumah tangga, kita tentu menginginkan kehidupan harmonis. Namun, sesungguhnya keharmonisan tidak akan tumbuh jika tidak ada rasa saling menghormati antara suami istri satu dengan yang lainnya. Keharmonisan akan teriris ketika pasangan saling menjelek-jelekkan satu dengan yang lainnya. Berikut nasihat Syekh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz berkaitan permasalahan ini.

Beliau ditanya,

Saya seorang wanita yang telah menikah sejak berusia 25 tahun. Kini saya telah mempunyai banyak anak, baik laki-laki maupun perempuan. Seringkali saya menghadapi problem dari suami saya, ia sering menjelek-jelekkan saya di hadapan anak-anak, bahkan di hadapan kerabat dan orang lain. Ia tidak menghormati saya sama sekali tanpa diketahui apa sebabnya. Saya merasa tidak nyaman, kecuali jika ia sedang keluar rumah. Padahal laki-laki itu (suami) mengerjakan shalat dan takut kepada Allah. Saya mohon ditunjukkan jalan keluarnya. Semoga Allah membalas kebaikan kepada Anda.

Syekh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz menjawab, Hendaknya Anda bersabar dan menasihatinya dengan cara yang lebih baik serta mengingatkannya kepada Allah dan hari kemudian. Mudah-mudahan ia mau menerima dan kembali kepada kebenaran serta meninggalkan akhlak buruknya. Jika ia tidak menerima, maka ia berdosa, sementara Anda mendapat pahala yang besar karena kesabaran dan ketabahan Anda terhadap sikap aniayanya.

Selain itu, disyariatkan kepada Anda untuk berdoa dalam shalat dan lainnya, memohon kepada Allah agar menunjukkannya kepada kebenaran dan menganugerahinya akhlak yang baik serta melindungi Anda dari keburukannya dan keburukan lainnya.

Di samping itu, Anda pun perlu instrospeksi diri dan bersikap istiqamah (lurus) dalam menjalankan agama, serta bertaubat kepada Allah l dari semua keburukan dan kesalahan yang pernah Anda lakukan terhadap hak Allah atau hak suami Anda, ataupun hak lainnya. Sebab, boleh jadi hal itu merupakan akibat yang ditimpakan pada Anda karena kemaksiatan yang pernah Anda lakukan. Allah l berfirman,

“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” [Asy-Syura: 30]

Tidak ada salahnya Anda meminta bantuan kepada ayahnya, ibunya, saudara-saudara tuanya atau siapa saja yang diseganinya dari kerabat dan tetangga untuk menasihatinya agar berbuat baik dalam memperlakukan istri sebagai pengamalan firman Allah,


“Dan bergaullah dengan mereka secara patut” [An-Nisa: 19]

Dan firman-Nya.

“Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajiban menurut cara yang ma’ruf.” [Al-Baqarah : 228]

Semoga Allah memperbaiki kondisi Anda berdua dan menunjuki suami Anda ke jalan yang benar serta menghimpun Anda berdua dalam kebaikan dan petunjuk. Sesungguhnya Dia Maha Baik lagi Maha Mulia. [Fatawa Al-Mar’ah, hal. 64]

Kesimpulan:

Bagi pasangan suami istri, apabila pasangan Anda senantiasa menyakiti Anda, baik dengan perbuatan maupun perkataan, hendaknya bersabar dan menasihatinya dengan cara yang lebih baik, serta mengingatkannya kepada Allah dan hari kemudian. Mudah-mudahan ia mau menerima dan kembali kepada kebenaran serta meninggalkan akhlak buruknya. Jika ia tidak menerima, maka ia berdosa, sementara Anda mendapat pahala yang besar karena kesabaran dan ketabahan Anda terhadap sikap aniayanya.

Jangan lupa untuk selalu berdoa dalam shalat dan lainnya, memohon kepada Allah agar menunjukkannya kepada kebenaran dan menganugerahinya akhlak yang baik serta melindungi Anda dari keburukannya dan keburukan lainnya.

Tentunya Anda juga harus instrospeksi diri dan bersikap istiqamah (lurus) dalam menjalankan agama serta bertaubat kepada Allah l dari semua keburukan dan kesalahan yang pernah Anda lakukan terhadap hak Allah atau hak suami Anda ataupun hak lainnya.

Sebab, boleh jadi hal itu merupakan akibat yang ditimpakan pada Anda karena kemaksiatan yang pernah Anda lakukan. Semoga Allah memudahkan kita untuk membangun keluarga harmonis di atas syariat-Nya yang mulia, amin….

[Disalin dari kitab al-Fatawa asy-Syar’iyyah fi al-Masail al-Ashriyyah min Fatawa Ulama Albalad al-Haram, Edisi Indonesia. Fatwa-Fatwa Terkini, Penyusun Khalid al-Juraisiy, Penerjemah Musthafa Aini, Penerbit Darul Haq]

0 komentar: